DI MANAKAH HATI KITA UNTUK GUNUNGLARANG?

Minggu, 28 Februari 2016

Begitu banyak pembicaraan tentang bagaimana meningkatkan sumber daya yang ada di Gununglarang ini. Namun sayang, semuanya kebanyakan hanya manis dimulut saja. Ada beberapa dari mereka yang begitu banyak bicara tentang hal-hal yang harus dilakukan, namun dirinya sendiri apatis dan menunjukan sikap seperti mementingkan dirinya saja. Sungguh disayangkan.

Ada beberapa diantara mereka juga yang begitu lantang bicara tentang kebenaran, tentang keadilan, tentang agama, tapi mereka sendiri perilakunya begitu jauh dari apa yang selalu dia bicarakan. Jabatan dan materi hanya dijadikan tujuan, agama hanya dijadikan kedok mencapai jabatan dan materi. Sungguh menyedihkan. 

Ada beberapa diantara mereka yang begitu apatis dengan semua yang terjadi. Mereka selalu berfikir, toh apapun yang mereka lakukan, itu tidak akan diakui. Rasional! Tapi juga perlu mendapat catatan. Namun, ada juga diantara beberapa mereka yang begitu giat dan semangat dalam mengobarkan pembangunan menuju kebaikan. Tapi sayang, biasanya tidak akan mendapat tanggapan alias diacuhkan. Dan, yang paling menyedihkan adalah.... kemudian dia "ditepuk" sehingga dia kabur tak tentu rimbanya. 

Sahabat.... apakah ini semua terjadi hanya sebagai sebuah kebetulan? Apakah ini wajah Negeri kita? Marilah.... marilah bergandeng tangan mencari solusi untuk kebaikan negeri kita. Silahkan masukan kritik dan saran yang baik.


READ MORE - DI MANAKAH HATI KITA UNTUK GUNUNGLARANG?

BLOK GUNUNGLARANG DAN KRISIS KEPERCAYAAN

RUDI-"Gununglarang Jaya": Gununglarang (Baca: Blok Gununglarang) saat ini sangat merindukan sekali sosok pemimpin yang mampu menggugah semangat warganya dalam berbagai hal. Dalam bidang agama, sosial masyarakat, dan dalam bidang agama. Kini Gununglarang merasa seakan-akan seperti dalam sebuah situasi yang Chaos

Hal ini mungkin berkaitan erat dengan proses pemilihan kepala desa beberapa waktu yang lalu. Sangat disayangkan memang. Masyarakat Gununglarang sebagian besar kini sudah tidak begitu menaruh harapan alias sudah tidak menaruh kepercayaan kepada para tokoh-tokoh yang ada di bloknya.Mereka tidak menyadari, bahwa hal ini adalah hal yang menunjukan kedangkalan mereka dalam dunia politik. Atau dapat dikatakan bahkan mereka sudah apatis terhadap apapun yang terjadi di wilayahnya.

Keapatisan mereka terhadap tokoh dan pemangku jabatan, memang rasional. Betapa tidak, para tokoh dan pemangku yang ada di wilayahpun banyak yang memberikan contoh dan perilaku yang kurang menunjukan jati diri mereka sebagai tokoh atau sebagai pemangku.

Kini, Gununglarang merasa sudah tidak memiliki lagi Pemimpin Agama. Siapa sangka, Gununglarang yang cukup terkenal karena intelektualitas dan kemajuannya, saat ini tenggelam dalam ketidak jelasan siapa Ibu (Pemimpin Agama) mereka. Kegiatan-kegiatan keagamaan rendah, shalat jum'at semakin mengkhawatirkan, bahkan shalat berjamaah-pun semakin bangkrut.

Ada isu yang berkembang, bahwa ini terjadi karena ada beberapa tokoh yang sengaja mengharapkan situasi ini. Sangat PICIK sekali jika memang benar. Semoga saja tidak benar.

"Gununglarang Jaya"


READ MORE - BLOK GUNUNGLARANG DAN KRISIS KEPERCAYAAN

PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN

Di tengah eforia globalisasi, bangsa Indonesia menempatkan(placemented) globalisasi sebagai sunatullah (the rule of law) yang tidak terelakkan dari proses pembangunan nasional. Sehingga permasalahan yang paling prinsipil adalah bagaimana bangsa Indonesia mampu memanpaatkan globalisasi dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Sealur dengan pemahaman global di atas, pemeliharaan dan peningkatan momentum pembangunan merupakan tuntutan yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi yang semakin meningkat intensitasnya dewasa ini mengakibatkan persaingan diantara negara-negara semakin keras dan ketat. Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa hanya negara-negara yang mempunyai keunggulan-keunggulan (excellences) yang bisa bertahan dalam persaingan global tersebut.
Dilihat dari tuntutan internal dan eksternal global di atas, maka diantara keunggulan-keunggulan yang mutlak dimiliki bangsa Indonesia adalah penguasaan sains-teknologi, dan keunggulan sumber daya manusia. Kemajuan dan penguasaan terhadap sains-teknologi mendorong percepatan transformasi masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, yang di Indonseia dikenal dengan istilah pembangunan.
Proses  pembangunan bangsa Indonesia diarahkan kepada terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yakni makmur, sejahtera lahir bathin, mental dan spiritual. Oleh karena itu secara operasional proses pembangunan nasional diarahkan pada bidang-bidang yang dapat menciptakan kemakmuran, kesejahteraan lahir dan bathin, seperti bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, agama, sosial politik dan lain-lain.
Proses pencapaian cita-cita pembangunan tersebut merupakan kewajiban bersama semua warga negara,  tidak dibatasi oleh profesi, usia, jabatan, dan pranata sosial lain. Dalam hal ini pemuda sebagai bagian dari warga negara mempunyai kewajiban yang sangat besar untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional, mengingat pemuda adalah intelektual muda yang mempunyai kapabilitas.
Ketika mendengar istilah pemuda dengan mudah orang bisa membayangkan dan mendefinisikannya, ada yang mempersepsi bahwa pemuda adalah komunitas penduduk yang berusia antara rentang 17 sampai 40 tahun, yang lain mempersepsi bahwa pemuda adalah komunitas penduduk yang mempunyai pikiran-pikiran muda seperti kreatif, inovatif dan desduktrif.
Terlepas dari masing-masing persepsi tersebut, kita semua sepakat bahwa pemuda merupakan penerus estafeta pembangunan, pemuda adalah harapan bangsa, bahkan yang lebih ekstrim pemuda adalah penentu masa depan bangsa. Persepsi itu diperkuat pula oleh catatan sejarah bahwa pada masa-masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan pemuda selalu eksis dibarisan depan memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Label tinggi, catatan sejarah dan harapan besar bangsa terhadap pemuda seperti di atas, tentu harus dijawab dan dibuktikan para pemuda melalui karya-karya nyata dalam proses pembangunan di segala bidang.
Dalam tanggung jawab besar sebagai penerus estafeta pembangunan nasional, pemuda harus mempersiapkan diri dengan baik agar harapan besar bangsa ini mampu diemban dengan baik. Dalam kontek ini pemuda harus mempersiapkan diri dengan cara :
Pertama, optimalisasi proses mencari ilmu.  Hal ini menjadi sangat penting mengingat kompleksitas dan dinamika pembangunan di masa yang akan datang lebih tinggi. Akan tidak bermakna ketika tampuk estafeta pembangunan digerakkan oleh pemuda tanpa ilmu, bukankeberhasilan yang akan hadir tetapi kegagalan yang akan menghampiri.Bukankah agama Islam mengajarkan “barang siapa yang ingin kehidupan dunia maka harus dengan ilmu dan barang siapa yang ingin kehidupan akherat juga harus dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan kehidupan keduanya juga harus dengan ilmu”. Dalam kontek itu , pemuda harus tidak mengenal lelah, tidak pantang menyerah, dan tidak lari dari susahnya mencari ilmu. Agar pada saatnya ketika mereka terjun dalam kegiatan pembangunan bisa memenuhi harapan bangsa.
Kedua, memperkuat keimanan. Seiring dengan kompelksitas kemajuan zaman, dapat diprediksi gangguan dan godaan dalam proses pembangunan akan semakin besar kadarnya. Pemuda dalam hal ini agar keluar sebagai pemenang atas godaan-godaan tersebut tentu harus meningkatkan kesadaran keimanan kepada Tuhannya, bahwa Tuhan senantiasa mencatat segala perbuatan kita dan akan meminta pertanggungjawaban di akhirat nanti.
Ketika orang mendefinisikan pemuda adalah komunitas penduduk yang mempunyai usia 17 sampai 40 tahun, kita menilai begitu dominannya pada sisi jumlah rentang usia tersebut mewarnai kategori usia produktif. Di negara kita batasan usia produktif adalah 17 sampai 60 tahun, hampir bisa disimpulkan bahwa lebih dari setengah usia produktif berada pada rentang usia pemuda. Dominasi jumlah tersebut bergerak lurus dengan cepat atau lambatnya laju pembangunan, artinya apabila pemuda mengoptimalkan peran dalam pembangunan, maka laju pembangunan akan cepat, begitu juga sebaliknya.
Para ahli berbeda pendapat dalam mengungkap peran pemuda dalam pembangunan, perbedaan itu setidaknya terjadi pada pengungkapan istilah dan jumlah item dari peran-peran itu. Dalam hal ini penulis berpendapat setidaknya ada lima peran pemuda dalam pembangunan adalah sebagai berikut :
Satu, Pemuda sebagai Dinamisator Pembangunan
Dinamisator dalam bahasa sederhananya adalah penggerak. Satu hal lagi yang harus kita ingat bahwa pemuda itu diartikan juga komunitas penduduk yang mempunyai pikiran-pikiran muda seperti kreatif, inovatif dan desduktrif.  Karena mempunyai pikiran-pikiran muda seperti itu, maka pemuda akan senantiasa mempunyai kemauan dan kemampuan. Ketika kemauan dan kemampuan itu bersatu maka pemuda akan menjadi penggerak.
Dua, Pemuda sebagai Katalisator Pembangunan
Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terkadang masih adagap (jarak). Gap ini bisa terjadi dalam wujud ketidaksesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan, bisa juga dalam bentuk begitu lamanya jarak waktu antara perencanaan dan pelaksanaan. Dalam kontek gapseperti di atas, pemuda dengan jiwanya yang selalu kreatif, kreatif, dan desduktrif bisa menempatkan diri sebagaikatalisator (penghubung yang mempercepat) kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan serta ketepatan waktu antara perencanaan dan pelaksanaan.
Tiga, Pemuda sebagai Motivator Pembangunan
Pembangunan merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat, kita tidak boleh membebankan pelaksanaan pembangunan hanya kepada pemerintah. Dalam kontek ini pemuda harus memerankan diri sebagai motivator (pendorong) kepada semua elemen masyarakat untuk mau bersama-sama bahu-membahu melaksanakan dan mensukseskan pembangunan.
Empat, Pemuda sebagai Inovator Pembangunan
Dalam kajian psikologi pemuda mempunyai karakteristik selalu berpikir rasional dan ideal. Karena karakteristik itulah, pembaharuan-pembaharuan sering muncul dari pemuda. Karakteristik yang akhirnya melahirkan semangat inovasi harus juga merambah ke sektor pelaksanaan pembangunan. Pemuda dengan jiwa yang tidak pernah puas terhadap satu keberhasilan akan selalu mencari keberhasilan kedua, ketiga dan seterusnya. Pemuda dengan jiwa inovasinya tidak akan merasa puas dan berdiam diri dengan suatu system yang telah mencapai angka keberhasilan 100% tetapi akan selalu berimprovisasi mencari sebuah system yang bisa menghantarkan keberhasilan ke angka 1000%.
Lima, Pemuda sebagai Evaluator Pembangunan
Derap langkah proses pembangunan yang dilakukan semua pihak tentu tidak boleh lepas dari kontrol kaum intelektual muda (pemuda) yang secara kapabilitas mereka lebih mengetahui indikator-indikator penyimpangan, penyelewengan, kegagalan, dan manipulasi lainnya dalam kegiatan pembangunan. Bentuk kontrol sebagai bagian dari wujud evaluasi hendaknya dilakukan secara efektif, efisien dan tidak berdampak negatif terhadap laju pembangunan. Audensi, Dengar Pendapat, dan Dialog merupakan alternatif yang bisa dipilih pemuda dalam menyampaikan hasil evaluasi pembangunan.
Ke-lima peran pemuda tersebut akan berhasil guna dan berdaya guna dalam proses pembangunan ketika ada komitmen dan konsistensi pemudauntuk senantiasa melakukan perubahan dan perbaikan demi kesejahteraan masyarakat, tidak terjebak pada ranah pragmatisme yang mengungkung idealisme dan rasionalisme, tidak mengedepankan kepentingan pribadi atau kelompok, tidak juga menjadi alat politik dari sebuah kelompok. Hal ini perlu dipertegas mengingat praktek-praktek in-idealisme, dan in-konsistensi semakin sering muncul kepermukaan.
Pemuda dengan kapasitas dan kapabilitas yang tidak diragukan lagi, sudah mampu masuk elemen-elemen pelaksana pembangunan, ada yang menjadi bagian dari pemerintah (eksekutif), pengusaha (kontraktor), lembaga swadaya masyarakat, dewan perwakilan rakyat (legislatif), aparatur penegak hukum (yudikatif) dan lain-lain. Dalam kontek perubahan dan perbaikan hendaknya semua elemen pelaksana pembangunan yang didalamnya ada pemuda duduk bersama melakukan kajian strategis perencanaan, pelaksanaan, dan kontroling/evaluasi pembangunan dengan  senantiasa membingkai diri dengan nilai-nilai agama; jujur, adil, bersih, berpihak kepada kesejahteraan masyarakat, dan professional.
Apabila pemuda sudah mampu memainkan peran dalam pembangunan dengan baik, dan derap  langkah memainkan peran tersebut didasari ilmu serta dikerangka-i nilai-nilai agama, maka menjadi harapan besar proses pembangunan akan berhasil mensejahterakan rakyat.*** 

---------------- Sumber :Muslim Taufiq
READ MORE - PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN

 
 
 

Perkawis

Foto Saya
Rudi Dede Rahmat
Bantarujeg, Majalengka, Indonesia
Lihat profil lengkapku
SMPN 2 Bantarujeg

Pengikut